Tidakkah kita sering bertanya-tanya, bagaimana seseorang bisa menemukan ide? Entah itu ide untuk menulis, ide untuk menciptakan sebuah produk makanan, atau apapun itu. Tidakkah terkadang kita terheran-heran melihat seseorang yang selalu bisa menghasilkan sesuatu dalam kehidupannya? Disadari atau tidak, kita sering termenung memikirkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang seperti ini. “bagaimana bisa ya?”, atau ketika melihat sesuatu yang sedang viral–sebuah makanan misalnya, kita sontak mengucapkan “yah, ternyata cara bikinnya segampang ini, kenapa saya ga kepikiran yaa?”
Jika teman-teman juga menanyakan hal-hal yang demikian, berarti kita dalam keadaan yang sama hingga penulis menemukan sebuah kunci kreatif dari seorang ilmuan ternama, Albert Einstein. Pernah suatu ketika, Einstein ditanyai oleh seorang ilmuan Prancis, Jaques Hadamard tentang bagaimana pendapat Einstein mengenai pemikiran kreatif.
Pertanyaan itu ditanggapi oleh Einstein dengan istilah “combinatory play”. Dengan kata lain, bagi Einstein pemikiran kreatif hanyalah penggabungan berbagai aspek hingga bisa menghasilkan sesuatu. Tidakkah sebuah roti itu terbuat dari kombinasi terigu, telur, gula pasir, dan mentega? Bukankah sebuah bangunan yang kokoh terdiri dari percampuran semen, pasir, besi, dan batu-batuan kecil? Nah, demikian sederhananya combinatory play yang dimaksud Einstein.
Dalam hal ini dapat dipahami bahwa kreativitas bukanlah bakat yang dipengaruhi oleh tingkat kecerdesan, melainkan cara melihat dan mengerjakan sesuatu. Sederhananya, ketika dihadapkan dan atau menghadapi sesuatu, ambil saja contohnya ketika diletakkan dihadapan kita sebungkus tepung terigu, telur, pewarna dan perasa makanan, dan mentega. Sebagian dari kita mungkin akan berpikir “kenapa saya harus capek-capek mencampurkan bahan-bahan ini?, pergi ke toko kue, beli, selesai”. Inilah kesalahan kebanyakan dari kita, ingin kreatif namun enggan menciptakan. Padahal menjadi kreatif sangatlah mudah, hanya perlu memadukan berbagai aspek yang ada dalam kehidupan, entah itu pengalaman maupun pengetahuan. Singkatnya, selain istilah combinatory play yang dikenalkan oleh Einstein, untuk menjadi kreatif juga perlu adanya eksperimen pemikiran itu sendiri, atau dalam kata lain, perlunya aktualisasi dari pemikiran tersebut