Kalau di kehidupan sehari-hari, kita mengenal kilometer sebagai satuan jarak saat kita melangkah di bumi. Akan tetapi, berbeda lagi dengan satuan jarak yang digunakan untuk menghitung jarak di antariksa. Bayangkan, bila jarak antara bumi ke matahari diukur dengan satuan kilometer pasti akan sangat banyak digit angka yang tersusun. Maka dari itu, digunakan satuan berupa “tahun cahaya”. Satuan ini bukan merupakan satuan waktu melainkan satuan jarak. Tahun Cahaya sendiri merupakan jarak yang ditempuh oleh berkas cahaya selama satu tahun. Maka, seberapa cepat cahaya ini? Cahaya dapat menempuh jarak sekitar 300.000 km/detik di mana pada kecepatan ini, bumi dapat dikelilingi hanya membutuhkan waktu sekitar satu detik saja. Begitupun jarak bintang terdekat dengan matahari kita yaitu proxima centauri berkisar 4,22 tahun cahaya dimana (1 tahun cahaya setara dengan 9,44 triliun kilometer) bisa dibilang sinar bintang yang bisa dilihat dari bumi saat ini merupakan sinar dari keadaan bintang pada 4 tahun yang lalu.
Lalu apa cahaya? cahaya merupakan suatu bentuk radiasi elektromagnetik di mana radiasi elektromagnetik ini berbentuk gelombang yang juga melingkupi cahaya tidak tampak (invisible light). Keberadaan cahaya juga dapat menjadi sebuah alat untuk mengenali alam semesta yang observable karena seperti yang dijelaskan pada surat Az-zariyat ayat 47 “Dan langit Kami bangun dengan kekuasaan (Kami), dan Kami benar-benar meluaskannya”. Dengan demikian, keterbatasan manusia dalam mengeksplorasi diameter alam semesta bergantung kepada keberadaan kecepatan cahaya yang dapat dikenali oleh manusia.
Selain itu, dalam Al-qur’an sendiri terdapat lafadz nur (cahaya) disebutkan sebanyak 43 kali yang merujuk ke berbagai makna indah. Allah bahkan menggunakan perumpamaan cahaya untuk memisalkan Dzat-Nya yang Agung yang pastinya sangat berbeda dengan cahaya yang kita pahami saat ini. Selain itu, cahaya “An-nur” juga digunakan salah satu surat di dalam Al-Qur’an. Begitupun, pada surat yang lain, cahaya memiliki makna petunjuk akan kebenaran, seperti pada surat Al-Baqarah ayat 257 “..Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya adalah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan..”. Di hari akhir kelak, wajah orang-orang beriman yang bercahaya akan dikenal dengan adanya bekas sujud pada wajah mereka “..kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud…” (QS. al-Fath: 29). Itulah cahaya yang lekat dengan kehidupan juga sebagai “petunjuk” akan rahmat dan kebesaran-Nya atas penciptaan semesta.
Referensi
Purwanto. Agus 2008. Ayat-Ayat Semesta:Sisi-Sisi Al-Qur‟an yang Terlupakan. Bandung:PT. Mizan Pustak
https://www.infoastronomy.org/2021/10/mengenal-proxima-centauri-bintang.html diakses 17 April 2023
https://tafsirweb.com/1023-surat-al-baqarah-ayat-257.html diakses 17 April 2023
https://tafsiralquran.id/tafsir-surat-an-nur-ayat-35-allah-sang-maha-cahaya/ diakses 17 April 2023