Fisika dan Lingkungan: Mengintegrasikan Ilmu untuk Mengatasi Perubahan Iklim

sumber: canva.com

Perubahan iklim merupakan fenomena global serius yang mendapat perhatian dunia karena berpotensi memicu bencana alam, seperti kekeringan, cuaca ekstrim, dan banjir. Mitigasi perubahan iklim dapat dilakukan melalui perbaikan dan penyelamatan lingkungan hidup, salah satunya dengan menumbuhkan sikap peduli lingkungan sejak dini (Badan Pusat Statistik 2014). Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana menegaskan bahwa masyarakat berhak memperoleh pendidikan tentang penanggulangan bencana (Sekretariat Kabinet RI 2007). Namun hingga kini sebagian besar program penaggulanan bencana di Indonesia belum berbasis pendidikan (BNPB 2019). Padahal pendidikan kebencanaan dapat diajarkan di sekolah melalui pelajaran Fisika. Hal ini disebabkan karena ilmu Fisika merupakan ilmu yang mempelajari mengenai fenomena alam dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. 

 

Integrasi materi kebencanaan dalam pembelajaran fisika juga sejalan dengan Kurikulum 2013 yang menekankan pentingnya membentuk peserta didik yang beriman, kreatif, inovatif, dan berkarakter. Dengan memanfaatkan pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics), siswa tidak hanya mempelajari teori, tetapi juga berkesempatan mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan solutif.

 

Perubahan Iklim dalam Perspektif Fisika 

 

Materi perubahan iklim dapat diintegrasikan dalam mata pelajaran fisika kelas XI, khususnya pada KD 3.12 tentang pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan. Pemanasan global merupakan penyebab utama perubahan iklim, yakni meningkatnya suhu rata-rata udara dan lautan sejak abad ke-19.

 

Radiasi matahari yang mencapai bumi terdiri dari cahaya tampak, ultraviolet (UV), dan inframerah (IR). Sebagian besar sinar UV diserap atmosfer, sedangkan cahaya tampak diserap oleh permukaan bumi dan lautan. Sebagian energi dipantulkan kembali sebagai radiasi inframerah, namun terperangkap oleh gas rumah kaca di atmosfer, sehingga meningkatkan suhu bumi. Proses inilah yang disebut efek rumah kaca. Suhu permukaan bumi dapat dihitung menggunakan persamaan.

dimana α adalah koefisien refleksi permukaan bumi, S adalah intensitas cahaya matahari, T adalah suhu Bumi dan σ adalah konstanta Planck.

 

Terjadinya efek rumah kaca di bumi merupakan hasil dari aktivitas manusia lebih dari 250 tahun yang lalu, Sejak revolusi industri abad ke-18, konsentrasi karbon dioksida meningkat lebih dari 35 persen, yang mempercepat efek rumah kaca. 

 

Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Sains telah menciptakan teknologi ramah lingkungan untuk mengurangi dampak pemanasan global. Namun, penggunaan energi ramah lingkungan tetap menghasilkan emisi gas rumah kaca, meskipun dalam jumlah kecil. Hal ini menunjukkan bahwa pemanasan gelobal tidak dapat dihentikan sepenuhnya, melainkan hanya dapat dikendalikan dengan membatasi konsumsi energi, menghemat sumber daya alam, serta meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan. Setelah peserta didik memahami bahaya perubahan iklim, maka akan diharapkan dapat menumbuhkan  kesadaran dan sikap peduli lingkungan sebagai upaya mengurangi dampak perubahan iklim.

 

Dampak Perubahan Iklim terhadap Lingkungan

 

Perubahan iklim memberikan dampak signifikan terhadap lingkungan, yang dapat dijelaskan melalui prinsip-prinsip fisika. Berikut adalah beberapa dampak utama perubahan iklim yang melibatkan konsep fisika:

 

1. Peningkatan Suhu Global

Prinsip fisika seperti transfer radiasi menjelaskan bagaimana gas rumah kaca (CO₂, CH₄, H₂O) menyerap dan memancarkan radiasi inframerah, menciptakan efek rumah kaca. Proses ini menyebabkan energi panas terperangkap di atmosfer, meningkatkan suhu global rata-rata hingga 1,02°C dalam beberapa dekade terakhir.

 

2. Kenaikan Permukaan Laut

Air laut mengalami pemuaian termal ketika suhunya naik. Ditambah dengan mencairnya es kutub, hal ini menyebabkan permukaan laut meningkat. Menurunnya albedo (daya pantul bumi) akibat berkurangnya es mempercepat pemanasan global.

 

3. Cuaca Ekstrem

Pemanasan laut meningkatkan penguapan air, menghasilkan badai lebih kuat. Perubahan distribusi energi panas juga memengaruhi pola hujan, yang berpotensi memicu kekeringan di beberapa wilayah.

 

4. Gangguan Ekosistem

Perubahan suhu memaksa spesies berpindah ke habitat baru. Spesies yang tidak mampu beradaptasi berisiko punah.

 

5. Umpan Balik Positif

Mencairnya es kutub menurunkan albedo sehingga mempercepat pemanasan. Peningkatan uap air di atmosfer juga memperkuat efek rumah kaca.

 

6. Perubahan Sirkulasi Laut dan Atmosfer

Perbedaan suhu dan salinitas mengubah arus laut global seperti Gulf Stream, yang berdampak pada pola cuaca dan ekosistem laut.

 

References

 

Gustria, A., & Fauzi, A. (2020). Efektifitas e-modul pembelajaran fisika berbasis stem education terintegrasi materi perubahan iklim terhadap kompetensi peserta didik. . jurnal Pendidikan Fisika, 9(2), 105-111.

https://www.indapt.org/docs/competitions/e-book-volume-2physics-behind-climate-change-year-2022.pdf 

https://www.irjmets.com/uploadedfiles/paper/issue_7_july_2024/60482/final/fin_irjmets1721814181.pdf 

https://www.gramedia.com/literasi/dampak-perubahan-iklim/ 

Berita Terbaru

No Responses

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *