Penerjemahan Al-Qur’an Berbasis Digital

sumber: canva.com

Kajian tentang studi tafsir al-Qur’an selama ini masih kurang memperhatikan perkembangan media baru, yang ditandai dengan hadirnya internet. Selain itu, kajian tafsir di era munculnya media baru juga sebagian besar berfokus pada media sosial seperti Facebook dan YouTube, tetapi situs web belum mendapat kajian yang memadai. Padahal, dibandingkan dengan keduanya, situs web lebih sering dan lebih mudah digunakan. Selain itu, situs web memiliki kemampuan untuk menyampaikan penelitian tertulis secara lebih luas tanpa dibatasi oleh jumlah karakter, tidak seperti media sosial lainnya.

 

Penelitian tentang tafsir yang dilakukan melalui situs web ini sangat penting untuk melengkapi penelitian tentang tafsir yang telah ada. Ini akan memungkinkan kita untuk melihat perkembangan penafsiran al-Qur’an secara menyeluruh, khususnya di era kontemporer. Hal ini menyebabkan banyak kajian keislaman, termasuk tafsir al-Qur’an, tersedia di internet. Oleh karena itu, penulis meninjau tafsir terbaru di tafsirweb.com. Pengguna internet Indonesia sering mengunjungi situs ini. Situs tafsirweb.com memiliki 3,99 juta pengunjung, 96,23 persen dari mereka berasal dari Indonesia. Selain itu, tafsirweb.com adalah situs web keislaman yang berfokus pada tafsir al-Qur’an. Fokus utamanya adalah dua masalah. Pertama, apakah digitalisasi tafsir atau benar-benar tafsir digital digunakan dalam situs web. Kedua, konsekuensi dari pola tafsir yang dibuat di situs web, terutama tafsirweb.com.

 

Term “media baru” atau “media baru”, digunakan untuk menggambarkan bagaimana cara dan bagaimana orang berkomunikasi satu sama lain. Kehidupan manusia bergantung pada komunikasi. Komunikasi adalah penting karena manusia selalu membutuhkan satu sama lain. Akibatnya, kemajuan komunikasi sejalan dengan kebutuhan manusia. Artinya, orang-orang yang tinggal bersama dalam komunitas tertentu dapat berkomunikasi secara langsung dengan mudah. Kebutuhan manusia dapat dipenuhi dengan keberadaan media massa seperti radio, televisi, dan lainnya. Namun, dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menghasilkan internet, semakin mudah untuk berkomunikasi tanpa terhalang oleh batas geografis atau geografis. Munculnya media baru (juga dikenal sebagai “media baru”) adalah era di mana kita hidup.

 

Dua komponen utama media baru adalah digital dan interaktif. Pada aspek digital, melibatkan penyimpanan atau penggunaan data secara online. Pada aspek interaktif, media baru memiliki kemampuan untuk memungkinkan komunikasi satu arah dan interaktif. Ini pasti bagian interaktif yang membedakan media baru dari media lama, atau media massa. Munculnya internet sebagai media komunikasi baru di era modern memang mampu membuka ruang baru untuk kajian Islam, seperti tafsir Al-Qur’an, dan menawarkan sesuatu yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern. Karena semuanya dapat diakses dan disimpan dalam smartphone, dunia internet membuatnya mudah diakses dan tidak membutuhkan banyak ruang penyimpanan. Ini berbeda dengan kutub at-tafsīr, yang sulit diakses karena medium bahasa yang digunakan dan karena bentuknya fisik membutuhkan banyak ruang penyimpanan.

 

Berdasarkan gagasan di atas, penafsiran yang tersedia di tafsirweb.com dikategorikan sebagai jenis digitalisasi tafsir. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa situs web tersebut sama sekali tidak melibatkan penafsiran digital atau aktivitas lainnya. Semua tafsir yang ditemukan di situs.web, baik berdasarkan topik maupun serial, hanyalah terjemahan literal dari kitab-kitab tafsir. Bahkan komentar ayat al-Qur’an tidak ditemukan di sana, hanyalah terjemahan dari karya-karya tafsir yang sudah ada. Dengan kata lain, tafsir yang ditemukan di situs web tafsirweb.com hanya berfungsi sebagai referensi utama untuk tradisi keagamaan yang telah ada sebelumnya. Pola tafsir situs web ini sangat berbeda.

Berita Terbaru

No Responses

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *