Hikmah Puasa dalam Menambah Ilmu Pengetahuan

Sumber: Canva.com

Puasa Ramadan adalah kewajiban bagi umat Islam yang diwajibkan oleh Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW. Ini berarti selama bulan Ramadan, umat Islam menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal tertentu dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Puasa Ramadan memiliki makna penting karena dalam bulan ini, Al-Quran pertama kali diturunkan. Selain itu, puasa juga membantu umat Islam mendekatkan diri kepada Allah, meningkatkan kesabaran, dan mempererat hubungan dengan sesama.

 

Keutamaan Puasa Ramadan

 

Bagi umat Islam, Ramadan merupakan bulan yang mulia. Hal tersebut karena di dalamnya terdapat ibadah yang hanya dilaksanakan pada bulan tersebut, yaitu ibadah puasa. Kemuliaan bulan Ramadan juga sangatlah istimewa, sampai-sampai Rasulullah SAW bersabda di dalam haditsnya:

 

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إيْمَا نًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

 

Artinya: Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu (HR Bukhari dan Muslim).

 

Lalu apakah keutamaan bulan Ramadan hanya terletak pada pengampunan dosa saja? Ibnu Katsir menjelaskan bahwa puasa memiliki banyak hikmah dan keutamaan. Meskipun pada dasarnya puasa adalah tentang menahan diri dari hal-hal yang membatalkannya, namun di balik itu, ada dampak yang lebih dalam yaitu membersihkan jiwa dari sifat-sifat tercela.

 

Puasa bukan hanya sekadar tindakan pasif, melainkan juga merupakan upaya untuk mengendalikan hawa nafsu yang sering menjadi sarana setan untuk menjerumuskan manusia ke dalam keburukan. Dengan berpuasa, kita membatasi kemampuan setan untuk menggoda kita dan mengurangi potensi keburukan dalam diri kita. (Tafsir Ibnu Katsir, juz 1, hal. 497).

 

Pendapat Ibnu Katsir di atas sejalan dengan apa yang dijelaskan oleh Imam al-Ghazali. Menurutnya, puasa sebenarnya memiliki tiga tingkatan yang berbeda, yaitu sebagai berikut:

 

Pertama, ada puasa untuk orang-orang biasa, yang hanya berarti menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal lain yang memenuhi hawa nafsu. Kedua, ada puasa yang khusus, di mana selain menahan diri dari hal-hal yang membatalkan, juga mengendalikan diri dari berbuat dosa, baik itu dengan pendengaran, perkataan, tindakan, dan lain-lain. Ketiga adalah puasa yang lebih khusus, di mana selain menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan dan dosa, juga mencakup menjaga hati dari hawa nafsu dan perkara yang berorientasi duniawi. (Mukhtasar Ihya, hal. 47).

 

Kedua pendapat tersebut menegaskan bahwasanya puasa bukan hanya menahan diri dari hal-hal yang membatalkan, jauh daripada itu, puasa berarti menahan diri dari bermaksiat kepada Allah SWT. Hal itulah yang akan menjadikan kita mendapatkan esensi dari puasa itu sendiri.

 

Cara Menambah Ilmu di Bulan Ramadan

 

Menyebutkan keistimewaan tentang bulan Ramadan sangatlah luas. Hal tersebut karena di dalamnya terdapat beberapa peristiwa penting untuk umat Islam. Selain memiliki banyak keistimewaan di dalamnya, bulan Ramadan juga memberikan kesempatan bagi umat muslim untuk meningkatkan keilmuan dan pemahaman agama. Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan dalam menambah keilmuan di bulan Ramadan yaitu sebagai berikut:

 

Pertama, memperbanyak membaca. Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus. Bulan ini juga merupakan waktu yang tepat untuk meningkatkan pengetahuan. Membaca adalah salah satu cara terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam suasana yang tenang dan penuh refleksi selama bulan suci ini, membaca tidak hanya memberi hiburan, tetapi juga membuka pintu bagi pengetahuan baru.

 

Banyaknya waktu yang dihabiskan untuk membaca, baik itu Al-Qur’an, buku-buku keagamaan, atau literatur lainnya, dapat meningkatkan pemahaman kita tentang agama, dunia, dan diri sendiri. Dengan demikian, menghabiskan waktu membaca selama Ramadan bukan hanya menambah ilmu, tetapi juga memperkaya jiwa dan memperdalam hubungan kita dengan Tuhan.

 

Kedua, pesantren kilat. Kegiatan yang sudah menjadi sebuah tradisi yang mengemuka di bulan Ramadan ini, bukan hanya sekadar rutinitas keagamaan biasa. Pesantren kilat menawarkan lebih dari sekadar pengajaran agama, mereka membuka pintu bagi peningkatan spiritualitas dan kebijaksanaan.

 

Di tengah semaraknya bulan suci ini, pesantren kilat menjadi pusat pembelajaran yang intensif, tempat para peserta membangun jembatan antara ilmu dan amal, menyatukan pengetahuan teoritis dengan pengalaman praktis dalam kehidupan sehari-hari.

 

Ketiga, berdoa. Selain menjalankan puasa, praktik berdoa juga menjadi bagian integral dari ibadah selama bulan suci ini. Tidak hanya sebagai bentuk ibadah, tapi juga diyakini dapat meningkatkan ilmu.

 

Konsep di atas didasarkan pada keyakinan bahwa ketika seseorang memusatkan pikiran dan hati mereka dalam berdoa, mereka memperoleh kebijaksanaan dan pencerahan yang lebih besar dari Sang Pencipta.

 

Dalam konteks Ramadan, di mana umat Islam berusaha untuk meningkatkan spiritualitas dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, doa menjadi sarana yang sangat penting. Kita dapat meminta untuk ditambahkan ilmu pengetahuan di bulan yang terdapat banyak waktu mustajab dalam berdoa.

 

Ketiga hal tersebut dapat menjadi sebuah panduan, terutama bagi para pelajar. Sehingga, bulan Ramadan tidak hanya menjadi waktu untuk beribadah secara rutin, tetapi juga menjadi momen untuk mengembangkan keilmuan dan mendalami agama Islam dengan lebih mendalam. Wallahu A’lam.

Berita Terbaru

2 Responses

2 thoughts on “Hikmah Puasa dalam Menambah Ilmu Pengetahuan”

  1. In patients with coronary artery diseases, CTRP13 is invariably downregulated, and CTRP13 overexpression reduces CD36 levels by attenuating autophagy lysosome dependent degradation at the posttranslational level, which decreases ox LDL uptake and foam cell formation 74 what is priligy

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *