Dampak Diet Ketogenik Terhadap Sistem Imun Tubuh

sumber: canva.com

Berdasarkan data yang dirilis oleh Observatorium Obesitas Global tahun 2025, sebanyak 34% orang dewasa di Indonesia memiliki BMI (Body Mass Index) yang tinggi. Angka BMI tinggi merujuk pada kondisi kesehatan berkaitan dengan obesitas. Obesitas merupakan suatu keadaan ketika kuantitas jaringan lemak tubuh terhadap berat badan total lebih besar dibandingkan dengan keadaan normalnya. Dengan kata lain, obesitas adalah kelainan atau penyakit yang ditandai dengan adanya penimbunan lemak di tubuh secara berlebihan. Obesitas juga dapat terjadi akibat tidak seimbangnya jumlah energi dari makanan yang masuk dengan jumlah energi yang digunakan oleh tubuh. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada kualitas hidup, tetapi juga meningkatkan risiko terjadinya berbagai penyakit kronis tidak menular (non-communicable diseases). Obesitas juga dapat mempengaruhi sistem imun tubuh secara signifikan, menyebabkan penurunan fungsi kekebalan, dan meningkatkan risiko infeksi. Beberapa penelitian menyatakan bahwa penderita obesitas cenderung memiliki sitem imunitas yang lebih lemah dibandingkan dengan individu dengan berat badan normal. 

 

Saat ini, berbagai pendekatan diet telah dikembangkan untuk menurunkan berat badan. Salah satu pendekatan yang semakin populer adalah diet ketogenik. Apa itu diet ketogenik? Bagaimana diet ketogenik dapat mempengaruhi sistem imun?

 

Mengenal Diet Ketogenik dan Cara Kerjanya

 

Diet ketogenik, atau diet keto adalah upaya penurunan berat badan dengan pola makan yang membatasi asupan karbohidrat hingga sangat rendah, sambil meningkatkan konsumsi lemak dan protein. Tujuannya agar asupan glukosa dan karbohidrat dalam tubuh akan berkurang. Sebagai gantinya, tubuh secara otomatis akan memperoleh asupan energi dari cadangan lemak dan protein. 

 

Kondisi ini disebut dengan ketosis, yaitu ketika tubuh memecah lemak menjadi asam lemak dan keton di hati. Keton ini yang kemudian digunakan sebagai sumber energi utama bagi otak dan tubuh. Inilah yang menyebabkan diet ketogenik bermanfaat dalam penurunan berat badan. Diet ketogenik dapat membantu membakar lemak secara efektif dan mengurangi rasa lapar. Dengan mengonsumsi makanan rendah karbohidrat, diet ketogenik dipercaya dapat menurunkan kadar gula darah dalam tubuh. 

 

Sistem Imun Tubuh dan Penyakit Autoimun

 

Tubuh manusia diciptakan dengan berbagai kelebihan, salah satunya yaitu sistem imun tubuh. Sistem imun adalah sistem yang secara otomatis membentuk kemampuan tubuh untuk melawan bibit penyakit dengan menolak berbagai benda asing yang masuk ke tubuh agar terhindar dari penyakit. 

 

Sementara itu, penyakit autoimun adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang sel-sel sehat dalam tubuh. Penyakit ini dapat dipicu berbagai faktor, salah satunya adalah kelebihan berat badan atau obesitas. Obesitas dapat mengganggu homeostasis sel T regulator, yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan respons imun. Ketidakseimbangan ini dapat meningkatkan risiko pengembangan penyakit autoimun. Selain itu, Jaringan adiposa pada individu obesitas menghasilkan sitokin pro-inflamasi yang dapat menyebabkan peradangan kronis. Peradangan ini berpotensi memperburuk kondisi autoimun. 

 

Dampak Diet Ketogenik pada Sistem Imun

 

Selain dapat membakar lemak dan menurunkan berat badan, diet ketogenik tentunya bermanfaat bagi sistem imun tubuh. Penerapannya dapat memberikan efek anti-inflamasi, di mana proses ketosis yang dihasilkan dapat mengurangi produksi sitokin pro-inflamasi yang memicu peradangan. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa keton yang dihasilkan selama ketosis dapat meningkatkan fungsi sel imun, termasuk sel T dan sel B yang penting untuk respons imun adaptif. 

 

Meskipun memiliki manfaat, diet ketogenik dalam jangka panjang dikhawatirkan dapat menyebabkan penumpukan lemak pada organ yang justru dapat mengganggu fungsi sistem imun. Jika tidak diterapkan dengan benar, diet ketogenik dapat berkontribusi pada resistensi insulin dan gangguan metabolik lainnya. Sehingga memungkinkan individu mengalami efek samping seperti gangguan pencernaan, kelelahan, dan gejala mirip flu (keto flu) mungkin dialami selama masa adaptasi.

 

Kesimpulan

 

Dengan demikian, diet ketogenik memiliki berbagai manfaat mulai dari mengatasi obesitas hingga meningkatkan fungsi sistem imun tubuh. Namun, penerapan jangka panjang tanpa pengawasan yang tepat dapat menyebabkan masalah kesehatan yang berpotensi merugikan sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter dan ahli gizi sebelum memulai diet ini untuk memastikan keseimbangan nutrisi dan kalori serta mencegah risiko kesehatan.

 

Daftar Pustaka

 

Hidayat, S., Syahputra, A. A. (2020). Sistem Imun Tubuh pada Manusia. Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya, 2(3) 144-149. 

Mamfaluti, T., Harca, A. D. (2024). Obesitas sebagai Faktor Resiko Penyakit Autoimun. Jurnal Kedokteran Nanggroe Medika, 7(4). 

Rejeki, P. S. & Prasetya, R. E. (2021). Diet Ketogenik. Airlangga University Press. 

Sudargo, T., Freitag, H., Kusmayanti, N. A., & Rosiyani, F. (2018). Pola makan dan obesitas. UGM press.

Sumarni & Bangkele, E. Y. (2023). Persepsi Orang Tua Guru dan Tenaga Kesehatan Tentang Obesitas pada Anak dan Remaja. Healthy Tadulako Journal, 9(1). 

World Obesity Federation. World Obesity Day Atlases: Obesity Atlas 2025. Global Obesity Observatory. 

No Responses

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *